Bupati H. AIYUB BIN ABBAS
bersinergi membangun Pidie Jaya
Penulis: Aidi Yursal
Editor: Keri Pranata
Jumlah Halaman: 219
Ukuran Kertas: 14 cm x 21 cm
ISBN: Masih dalam Proses
E-ISBN: Masih dalam Proses
Sinopsis:
Memasuki dusun Lhok Duek, desa Sarah Panyang, Kecamatan Bandar Baru, dengan mobil Avanza melalui jalan kecil beraspal mulus sepanjang kira-kira 10 kilometer dari simpang jalan lintas Medan-Banda Aceh, sangat terasa aman dan nyaman tanpa rasa gementar dan takut sedikitpun. Pasalnya, dusun Lhok Duek selain berada pada kawasan pedalaman yang kiri kanan jalan masih sepi penduduk dan masih berhutan, tetapi juga sebagai dusun tempat berdirinya rumah kelahiran mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM); Tengku H. Aiyub Bin Abbas, yang lahir 2 Mei 1969 dan sejak tahun 2014 untuk masa dua periode 10 tahun, sudah menjadi Bupati Pidie Jaya, salah satu kabupaten yang baru dimekaran dari Kabupaten Pidie di Provinsi Aceh.
Dan, jika dulu sewaktu berkecamuk pertempuran antara pejuang GAM dengan pasukan militer Indonesia, memasuki desa ini sangat beresiko, yang juga sangat menakutkan, bagi pendatang luar yang bukan warga setempat. Justru desa ini, boleh disebut, tidak ada yang berani untuk mengunjunginya kecuali pasukan militer yang dalam melaksanakan tugas. Dengan itu pula bahwa dusun Lhok Duek bersama gampong (desa) Sarah Panyang, selama pergolakan itu nyaris tidak dikenal atau diketahui masyarakat luar sehingga bisa disebut sebagai dusun terisolir.
Namun, sejak tercipta perdamaian Helsinki 15 Agustus 2005 antara GAM dan Pemerintah Indonesia, seluruh wilayah Aceh sudah dinyatakan aman dan nyaman untuk dikunjungi, termasuk dusun Lhok Duek sebagai tempat kelahiran dan tempat tinggal semasa muda remaja dari Tengku (Tgk) H. Aiyub Bin Abbas, yang pernah ikut sebagai pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan mengikuti pelatihan militer sekitar tahun 1987 di Libya, negara pimpinan Muammar Khadafi yang kini sudah almarhum.